Friday 10 May 2013

KATA KERJA OPERASIONAL



 KATA KERJA OPERASIONAL
Oleh: Ika Nafisatul Korijah
Kata kerja Operasional untuk pengembangan Indikator Silabus dan RPP berdasarkan taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa pencapaian kompetensi dasar, KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a.        Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
b.       Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c.       Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

            Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar; Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan untuk menyusun indikator.


A.    Ranah Kognitif
Indikator kognitif proses merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator kognitif produk disusun dengan menggunakan kata kerja operasional (terlampir) aspek kognitif. Obyek dari indicator adalah produk IPA misalnya konsep, hukum, kaidah dll.
Ø  Pengetahuan (C1) :
Mengutip, Menyebutkan, Menjelaskan, Menggambar, Membilang, Mengidentifikasi, Mendaftar, Menunjukkan, Memberi label, Memberi indeks, Memasangkan, Menamai, Menandai, Membaca, Menyadari, Menghafal, Meniru, Mencatat, Mengulang, Mereproduksi, Meninjau, Memilih, Menyatakan, Mempelajari, Mentabulasi, Memberi kode, Menelusuri, Menulis
Ø  Pemahaman (C2) : 
Memperkirakan, Menjelaskan, Mengkategorikan, Mencirikan, Merinci, Mengasosiasikan, Membandingkan, Menghitung, Mengkontraskan, Mengubah, Mempertahankan, Menguraikan, Menjalin, Membedakan, Mendiskusikan, Menggali, Mencontohkan, Menerangkan, Mengemukakan, Mempolakan, Memperluas, Menyimpulkan, Meramalkan, Merangkum, Menjabarkan
Ø  Penerapan (C3) : 
Menugaskan, Mengurutkan, Menerapkan, Menyesuaikan, Mengkalkulasi, Memodifikasi, Mengklasifikasi, Menghitung, Membangun , Membiasakan, Mencegah, Menentukan, Menggambarkan, Menggunakan, Menilai, Melatih, Menggali, Mengemukakan, Mengadaptasi, Menyelidiki, Mengoperasikan, Mempersoalkan, Mengkonsepkan, Melaksanakan, Meramalkan, Memproduksi, Memproses, Mengaitkan, Menyusun, Mensimulasikan, Memecahkan, Melakukan, Mentabulasi, Memproses, Meramalkan
Ø  Analisis (C4) :
Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis, Menyeleksi, Merinci, Menominasikan, Mendiagramkan, Megkorelasikan, Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer
Ø  Sintesis (C5) :  
Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi, Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi, Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas, Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan, Memadukan, Membatas, Mereparasi, Menampilkan, Menyiapkan Memproduksi, Merangkum, Merekonstruksi
Ø  Penerapan (C6) :
Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai, Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan, Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan, Memvalidasi, Mengetes, Mendukung, Memilih, Memproyeksikan

B.     Ranah Afektif
Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA, indicator afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah. Oleh karena itu, indicator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah: berlaku jujur, peduli, tanggungjawab dll. Selain itu, indicator Afektif juga perlu memunculkan keterampilan social misalnya: bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll.
Ø  Menerima :
Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut, Mematuhi, Meminati
Ø  Menanggapi : 
Menjawab, Membantu, Mengajukan, Mengompromika, Menyenangi, Menyambut, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan, Memilih, Mengatakan, Memilah, Menolak
Ø  Menilai :
Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai, Mengimani, Mengundang, Menggabungkan, Mengusulkan, Menekankan, Menyumbang
Ø  Mengelola : 
Menganut, Mengubah, Menata, Mengklasifikasikan, Mengombinasikan, Mempertahankan, Membangun, Membentuk pendapat, Memadukan, Mengelola, Menegosiasi, Merembuk
Ø  Menghayati : 
Mengubah perilaku, Berakhlak mulia, Mempengaruhi, Mendengarkan, Mengkualifikasi, Melayani, Menunjukkan, Membuktikan, Memecahkan

C.    Ranah Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan tampak setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran IPA, diperlukan kegiatan yang berkaitan dengan percobaan, penemuan atau pembuktian konsep. Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik, misalnya merangkai, mengukur, membuat, dll.
v  Menirukan (P1):
Mengaktifkan, Menyesuaikan, Menggabungkan, Melamar, Mengatur, Mengumpulkan, Menimbang, Memperkecil, Membangun, Mengubah, Membersihkan, Memposisikan, Mengonstruksi

v  Memanipulasi (P2):
Mengoreksi, Mendemonstrasikan, Merancang, Memilah, Melatih, Memperbaiki, Mengidentifikasikan, Mengisi, Menempatkan, Membuat, Memanipulasi, Mereparasi, Mencampur

v  Pengalamiahan (P3): 
Mengalihkan, Menggantikan, Memutar, Mengirim, Memindahkan, Mendorong, Menarik, Memproduksi, Mencampur, Mengoperasikan, Mengemas, Membungkus

v  Artikulasi (P4):
Mengalihkan, Mempertajam, Membentuk, Memadankan, Menggunakan, Memulai, Menyetir, Menjeniskan, Menempel, Menseketsa, Melonggarkan, Menimbang Contoh penggunaan Kata Kerja Operasional dalam pengembangan silabus RPP Dalam menyusun indikator, yang perlu bapak ibu petakan adalah konsep berpikir siswa dari yang mudah ke sukar, teori ke praktik, dan seterusnya. Yang terpenting adalah Bapak ibu dalam menyusun kata kerja operasional harus runut dan berjenjang seperti contoh yang saya sebutkan diatas.


Asassement portofolio dan Asesment Kinerja



Asassement portofolio dan asassement kinerja


Oleh: Ika Nafisatul Korijah


v  Asassement portofolio

A.    Pengertian
Istilah portofolio diambil dari bidang seni, yakni “istilah yang berarti suatu kumpulan karya sesuai maksud” (Stecher, dalam Fredman et al., 2001). Suatu portofolio, menurut Collins (dalam Collette & Chiappetta, 1994), adalah “suatu tempat yang berisi sekumpulan bukti dari keterampilan, pengetahuan, minat, dan kecenderungan seseorang”.
 Bahan dalam portofolio tersebut digunakan untuk membuat keputusan tentang kualitas kinerja individu yang mengembangkan portofolio itu. Portofolio digunakan dalam berbagai bidang.
Dalam ranah persekolahan, portofolio adalah koleksi yang sangat berguna tentang upaya, kemajuan, dan kemampuan siswa dalam jangka waktu tertentu (Cherian & Mau, 2003). Sebagai sebuah bentuk asesmen, portofolio merupakan sebuah kumpulan seleksi dan sistematisasi karya siswa yang memperlihatkan ketuntasan atau pertumbuhan dalam area tertentu dalam jangka waktu tertentu (Jones, 2001). Koleksi tersebut dapat meliputi contoh-contoh karya, contoh hasil tulisan, karya seni, yang diseleksi berdasarkan pertimbangan siswa itu sendiri untuk menunjukkan tentang dirinya. Dengan portofolio, refleksi siswa sebagai swaasesmen dapat dijalankan dan dilakukan pengkaitan antara apa yang siswa pelajari dengan maknanya.
 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebuah asesmen portofolio adalah koleksi kerja siswa yang menunjukkan usaha, kemajuan, atau kemampuan siswa pada area yang ditentukan.
B.     Jenis portofolio
Menurut Duffy (1999), terdapat empat jenis atau tingkatan portofolio berdasarkan tanggung jawab siswa terhadap kerjanya dan bagaimana guru membantu siswanya:     Portofolio Semua Hal (The Everything Portfolio)
1.      Portofolio  semua hal (atau portofolio perkembangan)
 Merupakan suatu kumpulan karya siswa melintasi berbagai variasi siswa, kelas, semester, atau tahun. Portofolio ini berisi karya siswa, baik selama proses maupun draft final. Guru menggunakan portofolio jenis ini untuk mengevaluasi kemajuan siswa.
2.      Portofolio Produk (The Product Portfolio)
Di dalam portofolio produk, guru menyediakan daftar isi suatu topik atau produk. Siswa memasukkan contoh-contoh karyanya dalam area daftar isi tersebut. Portofolio ini menjadi semacam ceklis kompetensi. Guru merumuskan topik penting untuk dipelajari, dan siswa menyelesaikan tugas-tugasnya untuk menuntaskan topik tersebut, dan dibuktikan oleh terpenuhinya daftar isi seputar topik itu dengan karya siswa. Evaluasi portofolio ini berupa pertemuan antara guru dan siswa, dan selama pertemuan guru dapat memberikan umpan balik sumatif, namun umpan balik ini sebagai informasi formatif bagi siswa. Guru memilih karya terbaik siswa, dan menjelaskan mengapa itu merupakan karya terbaiknya. Informasi dari penjelasan guru ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan portofolio selanjutnya.
3.      Portofolio “Pameran” (The Showcase Portfolio)
Di dalam portofolio “pameran” atau protofolio contoh, guru menyediakan daftar isi suatu topik, dan siswa mengevaluasi elemen-elemen untuk portofolionya dan memberikan alasan rasional untuk tiap seleksinya. Siswa diingatkan untuk tidak sekedar memasukkan karya yang dinilai baik oleh guru, akan tetapi harus pula mempertimbangkan audien dan tujuan portofolio itu.
4.       Portofolio Tujuan (The Objective Portfolio)
Tingkat terakhir adalah portofolio tujuan. Di dalam portofolio jenis ini, guru merumuskan daftar tujuan atau pernyataan tentang kualitas kinerja. Siswa menyeleksi dari kumpulan karyanya untuk mempertemukan karya terbaiknya dengan tujuan tersebut. Portofolio jenis ini sebaiknya tidak dibatasi pada karya tertulis saja, akan tetapi segala artifak dan kinerja siswa (misalnya dalam berbagai berbagai format media) yang berkaitan dengan tujuan atau kualitas kinerja yang diminta. Portofolio jenis ini membutuhkan kemampuan siswa dalam menganalisis tujuan, mereviu kemungkinan karya, menyeleksi contoh terbaik dari keterampilan yang diminta dalam tujuan, serta memberikan alasan seleksi karyanya. Untuk setiap tujuan yang telah dituntaskan, guru memberikan umpan balik kualitatif individual.
Berikut ini adalah model portofolio IPA SD yang berisi contoh pekerjaan siswa :
1.      Hasil ulangan
2.      Uraian tertulis hasil kegiatan percobaan sederhana
3.      Gambar-gambar dan laporan lisan
4.      Produk berupa hasil pekerjaan proyek
5.      Laporan kelompok dan foto kegiatan
6.      Respon terhadap pernyataan open-ended atau masalah pekerjaan rumah
7.      Salinan piagam penghargaan
C.     Langkah-langkah menerapkan portofolio
1.      Tahap Persiapan, meliputi :
a.       Menentukan jenis portofolio yang akan dikembangkan yaitu portofolio individu.
b.      Menentukan tujuan penyusunan portofolio yaitu mengetahui gambaran perkembangan pemahaman siswa tentang sains, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa serta mengetahui perkembangan kemandirian siswa dalam mengemengerjakan tugas-tugas sains.
c.       Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dijadikan dokumen bukti portofolio, misalnya hasil observasi, tes formatif guru tentang aktivitas siswa, hasil pengamatan guru tentang kemandirian, hasil wawancara guru dan lain-lain.
d.      Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio.
e.       Guru mengembangkan rubrik untuk menskor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolio.
f.       Memutuskan bagaimana menilai portofolio yang sudah lengkap dan terorganisasi dengan baik (nilai akhir portofolio).
2.      Mengatur portofolio
Siswa memgumpulkan dan mengoleksi portofolio selama satu semester. Tugas-tugas yang akan dijadikan bukti dalam portofolio dimasukkan dalam file folder. Setiap bukti yang dikumpulkan harus diberi tanggal. Selanjutnya siswa menata dan mengorganisir tugas-tugas yang sudah dikumpulkan.
3.      Pemberian nilai akhir portofolio
Memutuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai. Penilaian akhir portofolio meliputi isi yang mengacu pada rubrik yang telah dibuat.


v  Asesmen kinerja

A.    Pengertian
Asesmen kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses produk. Asesmen ini melibatkan aktivitas siswa yang membutuhkan unjuk keterampilan tertentu dan penciptaan hasil yang telah ditentukan. Karena itu, metodologi aseamen ini memberi peluang kepada guru untuk menilai pencapaian berbagai hasil pendidikan yang sebenarnya tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. 
Asesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan atau unjuk kerja. Proses, kegiatan atau unjuk kerja dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya.
B.     Cara melaksanakan asesmen kinerja
Berdasarkan cara melaksanakan asesmen kinerja, dapat dikelompokkan:
1.      Asesmen kinerja hasil
Digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas
2.      Asesmen kinerja kelompok
Untuk mengases kinerja siswa secara kelompok
3.      Asesmen kinerja individu
Untuk mengases kinerja siswa secara individu
C.     Fase asesmen kinerja
·         Fase 1 : mendefinisikan kinerja.
Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang akan dinilai.
·         Fase 2 : mendesain latihan-latihan kinerja
Menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang dinilai dapat muncul
·         Fase 3 : melakukan penskoran dan perekaman atau pencatatan hasil
Contoh asesmen kinerja dalam menggunakan mikroskop dengan teknik ceklis :
No

Aspek penilaian
Skala
Ya
Tidak
1.       
Membawa mikroskop dengan benar


2.       
Mengatur pencahayaan


3.       
Memasang preparat


4.       
Memfokuskan bayangan benda